Sudah sering kita mendengar bahwa
shalat adalah tiang agama. Shalat adalah amal yang paling pertama
ditanya oleh Allah di hari kiamat. Jika shalat kita baik, baiklah
seluruh amal perbuatan lainnya. Namun jika shalat kita jelek atau bahkan
nol besar, maka buruklah semua perbuatan yang kita jalani, demikian
petuah Nabi SAW kepada kita sekalian.
Sesekali kita perlu merenung,
baikkah shalat yang kita kerjakan? Suatu waktu kita perlu berpikir,
apakah shalat kita diterima di sisi-Nya? Bukankah Allah pernah berfirman
celakalah orang-orang yang shalat? Siapakah di antara kita yang
diterima shalatnya? Dan seperti apa tanda-tanda orang yang diterima
shalatnya? Dalam sebuah hadits Qudsi disebutkan ada 5 tanda orang yang
shalatnya diterima.
Pertama, dia yang merendahkan diri dengan shalatnya karena kebesaran Allah.
Shalat yang diterima adalah shalat yang penuh kerendahan diri di
hadapan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Orang yang rendah diri akan
mampu merasakan khusyu` dalam hatinya. Jiwanya sadar dan mengerti dengan
siapa ia saat ini menghadap.
Karena itu, sebelum shalat, yang
harus ditata terlebih dahulu adalah hati. Hati itu seperti pohon. Bila
dahannya rindang, burung-burung pun senang hinggap di atasnya. Bila hati
bercabang pikiran-pikiran dan nafsu pun senang bermain di dalamnya.
Shalatlah shalat yang memutuskan perpisahan dari dunia. Allah tidak akan
terasa bila urusan dunia menggelayut dalam hati.
Kedua, orang yang tidak menyombongkan diri kepada makhluk Allah.
Rasa tawadhu` dengan sendirinya menghilangkan sikap angkuh dan sombong
kepada sesama makhluk. Kekuasaan yang ada di genggamannya tidak
menyebabkan dirinya lupa daratan lalu berbuat sewenang-wenang karena ia
sadar bahwa kekuasan adalah amanat Allah.
Orang yang diterima shalatnya
adalah orang yang tidak menyombongkan dirinya kepada siapa pun. Meski ia
kuasa, pandai, dan kaya. Tidak termasuk orang yang diterima shalatnya
kalau bertingkah sombong kepada sesamanya.
Ketiga, orang yang tidak mengulangi maksiat kepada Allah.
Dalam hidup, sekali waktu kita pernah terjerembab dalam kubangan dosa.
Mungkin di antara kita ada yang pernah memalsukan kwitansi jual-beli.
Mungkin ada dari kita yang pernah menjadi tukang copet, koruptor, atau
penjual kehormatan. Mungkin ada dari kita yang pernah berdusta,
menggunjing, berbohong, menebar janji-janji `surga' kepada rakyat saat
Pilkada yang tak ditepati. Kenanglah perbuatan masa lalu itu sebelum
shalat, lalu lakukan shalat dengan hati taubat dan siap menghadap
kepada-Nya.
Menangis dan mengemislah kepada
Allah, memohon ampunan atas gulungan ombak dosa seraya berucap,
“Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah.” Usai shalat, jangan
ulangi maksiat yang pernah kita lakukan.
Keempat, orang mengisi sebagian siangnya dengan berzikir kepada Allah.
Waktu bagi orang mukmin, amatlah berharga. Manajemen waktu dilaksanakan
dengan penuh kedisplinan. Sebagian detik-detiknya ia lalui dengan
meladeni Allah, bersimpuh sujud, ingat dan tawakkal kepada-Nya.
Nabi yang merupakan sosok dengan
keterjagaan dari segala dosa, baik yang telah lewat maupun akan datang,
toh beliau tidak jumawah. Beliau beristighfar memohon ampunan kepada
Allah tidak kurang 100 kali dalam sehari. Bagaimana dengan kita?
Kelima, orang yang
menyayangi orang miskin, orang dalam perjalanan, wanita yang ditinggal
suaminya, dan yang mengasihi orang yang ditimpa musibah. Shalat yang
dilakukan membekas dalam kehidupan sebagai khalifah Allah yang saling
cinta-mencintai, sayang-menyanyangi antara satu dengan lainnya. Ibadah
sosial menjadi warna-warni bunga hidupnya yang senantiasa ia berikan
kepada siapa saja untuk membahagiakan diri orang lain yang membutuhkan.
Bila kelima ciri orang yang
diterima shalatnya ini telah terpenuhi, maka firman Allah, “Cahayanya
bagaikan cahaya matahari. Aku lindungi dia dengan kekuasaan-Ku. Aku
perintahkan malaikat menjaganya. Aku jadikan cahaya dalam kegelapannya.
Aku berikan ilmu dalam ketidaktahuannya. Perumpamannya dibandingkan
dengan makhluk-Ku yang lain adalah seperti perumpamaan firdaus di
surga.”
sumber : http://mushollarapi.blogspot.com/2011/12/lima-tanda-orang-yang-diterima.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar