Minggu, 22 Januari 2012

Tiga Area Di Dalam Diri Kita


Ada 3 Area di dalam hidup kita
1. Area di luar kontrol kita
2. Area di dalam pengaruh kita
3. Area di dalam kontrol kita

Area di luar kontrol kita misalnya kita terlahir sebagai laki-laki atau perempuan, kita lahir tanpa bisa memilih orang tua kita, cuaca, ada helikopter mendadak menjatuhi kita, dan lain-lain.
Hal hal di atas tidak selalu mutlak. Bisa jadi jenis kelamin kita menjadi sesuatu di dalam kontrol kita apabila memang ditemukan teknologi untuk merubah ini (ini tidak saya sarankan)

Area di dalam pengaruh kita misalnya anak kita, teman kita, istri kita dan lain-lain. kalau keadaan ekonomi, politik? Ekonomi, politik bukanlah sesuatu di dalam kontrol kita, tetapi masih bisa kita pengaruhi. Jadi, keadaan ekonomi dan politik merupakan sesuatu di dalam pengaruh kita.

Apakah anak kita merupakan sesuatu di dalam kontrol kita? Bukan. Anak kita hanyalah sesuatu di dalam pengaruh kita. Kita tidak bisa mengontrolnya, misalnya jika dia tidak mau makan, maka anak kita merupakan sesuatu di bawah pengaruh kita.
Kalau binatang peliharaan kita ? Binatang peliharaan kita merupakan sesuatu di dalam pengaruh kita, bukan di dalam kontrol kita. Misalnya anjing kesayangan kita, kita tidak bisa mengontrolnya jika dia menggonggong terus. Kita hanya bisa mempengaruhinya saja.

Terus hal yang ada di dalam kontrol kita apa sih?
Sesuatu hal yang di dalam kontrol kita adalah sesuatu yang ada di dalam diri kita, misalnya emosi kita.


Ada dua kisah yang sangan inspiratif, yaitu Elvis Presley dan W mitchel

Elvis Presley, orangnya sangat tampan, sangat fasih dalam menyanyi, terkenal dan kaya raya. Ketika itu dia tidak merasa bahagia, akhirnya dia berfikir, saya akan bahagia jika punya rumah. Setelah punya rumah ternyata tidak bahagia. Akhirnya dia berfikir "saya akan bahagia jika memiliki pasangan yang cantik. Dia bahkan sempat berganti-ganti pasangan, antara lain dengan Dixie Locke, Anita Wood, Ann-Margret, Linda Thompson, Ginger Alden, dan Priscilla. Tetapi dari situ dia tidak menemukan kebahagiaan. Karena sama sekali tidak menemukan kebahagiaan, akhirnya dia mulai memakai obat-obatan terlarang. Apakah 1 butir cukup? ternyata tidak, besoknya dicoba 2 butir. Apakah 2 butir cukup? Ternyata tidak. besoknya 5 butir. apakah 5 butir cukup? ternyata tidak. Akhirnya dia gunakan 35 butir sampai akhirnya meninggal.

Kisah ini jauh berbeda dengan W Mitchel. Dia adalah seorang pemuda yang sangat hobi mengendarai sepeda motor besar. Suatu saat dia mengendarai sepedanya di jalan tol dengan kecepatan mendekati 200 km/jam. Ketika dalam perjalanan mendadak sepeda motornya mengalami gangguan. Ketika itu dia menengok karburator ketika sepeda motor masih berjalan. Pada saat mengangkat kepalanya mendadak di depannya ada truk McDonald yang sedang berhenti. Dalam sepersekian detik dicobanya untuk membelokkan sepeda motornya. Sepeda motornya akhirnya masuk ke dalam kolong truk. Beruntung dia tidak menabrak truk, tetapi dia terbakar bersama sepeda motornya. Kondisi tubuhnya terbakar 90%. Wajahnya yang tampan juga tergores aspal, sehingga dioperasi plastik 7 kali juga wajahnya tetap jelek.
Akhirnya W Mitchel dirawat di rumah sakit. Tetapi karena emosinya bagus maka kondisi wajahnya yang masih jelek dipakai untuk menakut-nakuti para perawatnya. Setelah sembuh dia bisa hidup normal, dan bahkan akhirnya dia memiliki 3 perusahaan sampai akhirnya memiliki pesawat helikopter sendiri. Dia juga menikah dengan wanita yang dicintainya.

Suatu hari Mitchel mengendarai pesawat pribadinya bersama 3 orang temannya. Akan tetapi di perjalanan pesawatnya mengalami gangguan akibat bahan bakarnya tersumbat, hingga akhirnya 3 orang temannya tewas. kondisi Mitchel sangat menyedihkan. Dia lumpuh leher ke bawah, suara dari mulutnya tidak bisa keluar, bahkan dia juga tidak bisa menelan makanan. Yang lebih menyedihkan, diat tidak bisa bernafas kecuali memakai alat bantu. Yang bisa dilakukan hanyalah mengedipkan matanya. Dengan kondisi seperti itu semestinya dia berhak bersedih. Tapi beruntung juga hanya bisa berkedip, karena jika ingin bunuh diri maka dengan kedipan matanya dia tidak akan mati juga. Komunikasi dengan Mitchel sangatlah sulit.

Akhirnya seorang perawatnya berusaha untuk membuat komunikasi dengan dia. Satu kedipan berarti iya dan 2 kedipan berarti tidak. Dia memilih 26 huruf abjad untuk dirangkai menjadi kalimat. Misalnya apakhah huruf I? jika iya diteruskan, jika tidak diganti. Setelah huruf pertama benar misalnya ditanya apakah huruf S? jika iya diteruskan. Apakah berikutnya R, jika iya maka diteruskan sampai akhirnya terbentuk kalimat ISTRI. Berarti Mitchel lagi membutuhkan istrinya.

Suatu hari dokter datang dan berkata, "mulai hari ini kamu menjadi tumbuhan, kamu akan hidup dengan bergantung pada orang lain". Ketika dokter berkata begitu, Mitchel malah berkata dengan bahasa isyaratnya ,"Saya akan keluar dari rumah sakit ini, saya akan mandiri". Dokter berkata "tidak mungkin". Akhirnya Mitchel berkata dalam bahasa isyarat "memangnya kamu Tuhan" . Dengan keadaan seperti itu Mitchel bukan tertekan tapi malah tertantang.

Istrinya hanya bisa bertahan menemani dia selama 3 minggu, setelah itu dia kabur bersama pria lain sambil membawa hartanya. Menghadapi keadaan seperti itu dia malah semakin tertantang.

Akhirnya dia meminta kepada perawatnya coba untuk melepaskan alat bantu pernafasannya. Perawatnya langsung berkata "jangan, nanti kamu mati". Mitchel berkata ,"ya jangan lama-lama, saya kan ingin belajar bernafas". Karena permintaan Mitchel yang terus menerus akhirnya prawat mencobanya. Setelah mencoba ternyata Mitchel memeng tidak bisa bernafas sampai mukanya merah semua. Sang perawat akhirnya mengenakannya kembali. Setelah dikembalikan , Mitchel sedikit lega, tetapi dia meminta dicoba dilepas sekali lahi. Kejadian ini terus berulang-ulang karena Mitchel memang tidak bisa bernafas. Tetapi pada hari ke 14 akhirnya Mitchel bisa bernafas tanpa memakai alat bantu.

Mitchel tidak menyerah sampai di situ. Dia meminta kepada perawatnya supaya disuapi makanan. Sang perawat berkata "Jangan, nanti kalau sampai tersumbat di tenggorokan bisa berbahaya". Mitchel berkata ,"Jangan yang keras, tapi bisa dimulai dari jus buah dulu. " Setelah disuapi dengan sedikit jus buah, Mitchel tidak bisa menelan, bahkan sebagian keluar lewat hidung. Setelah dicoba berkali-kali akhirnya Mitchel bisa menelan makanan pada hari ke 10.

Tibalah saatnya Mitchel belajar berbicara lagi. Dia berusaha mencoba berteriak-teriak, sehingga membuat perawatnya kaget. Sampai akhirnya karena usahanya yang begitu sungguh-sungguh, Mitchel bisa berbicara.

Setelah itu Mitchel meminta kepada perwatnya untuk menggerakkan tangannya sedikit demi sedikit. Setelah sekian lama latihan akhirnya Mitchel bisa menggunakan tangannya sampai akhirnya dia bisa keluar dari rumah sakit dengan memakai kusi roda.
Pendek kata akhirnya Mitchel belajar bermain basket, memajukan usahanya lagi, siaran di radio, berkampanye untuk orang-orang cacat, bahkan sempat menjadi walikota. Yang lebih unik lagi, dia akhirnya menikah dengan perawat yang merawatnya selama ini.

Nah apa bedanya Elvis presley dengan W Mitchel ?
Elvis Presley menggantungkan kebahagiaan pada sesuatu yang bukan di dalam kontrolnya, tetapi W Mitchel menggantungkan kebahagiaan pada sesuatu di dalam kontrolnya.



Bila kita bertanggungjawab terhadap hal-hal yang bisa kita kontrol dan terus belajar untuk meningkatkan hal-hal yang kita kontrol serta bertindak dengan menerapkan apa yang kita pelajari, kita akan selalu siap ketika kesempatan datang
dari kalimat di atas ada beberapa yang harus saya telah lebih dalam, yakni :

- kita bertanggung jawab terhadap yang hal-hal yang bisa kita kontrol
- terus belajar untuk meningkatkan hal-hal yang kita kontrol
- selalu siap ketika kesempatan datanf

untuk “mengurai” tiga hal diatas, saya membaca penjelasan di halaman sebelum kalimat tersebut. dihalaman ini dipaparkan oleh tung desem waringin :

dalam hidup ini, ada bisa membedakannya dalam tiga area :
pertama, area di dalam kontrol
kedua, area di dalam pengaruh
ketiga, area di luar kontrol

dari tiga area tersebut, saya mengartikan kata “area” tersebut sebagai “nasib” atau bisa juga disebut dengan “takdir” :

pertama, ada “nasib” yang bisa kita kontrol / dapat kita kendalikan
kedua, “nasib” yang ada dalam pengaruh
ketiga, “nasib” yang tidak bisa kontrol / kendalikan/ nasib yang sudah default begitu


untuk “nasib’ yang ketiga, atau area yang ketiga, seperti yang ditulis buku tersebut...jelas tidak bisa kita rubah. meski kita “berdoa” tiada henti. kita harus menerima takdir nasib kita dengan lapang dada, atau dalam bahasa agama yang saya yakini : ridha dengan qada dan qadar... dari penjelasan ini saya jadi mengerti bahwa seharusnya kita tidak “mengeluh, menyalahkan atau bahkan menyesali” bila kita mendapatkan “nasib” yang tidak bisa kontrol... hal tersebut hanya akan berujung kepada terbuangnya energi secara sia-sia, betul kata tung desem : “ketika orang menyalahkan orang lain mengenai nasibnya yang kurang baik, orang tersebut sesungguhnya sudah meletakkan nasibnya di luar kontrolnya. dengan menyalahkan orang lain, sebenarnya ia sedang memperlemah dirinya sendiri”



nah, lebih baik kita fokus kepada “nasib” yang bisa kontrol saja... apa saja “nasib” tersebut.... di buku financial revolution, ditulis daftar “nasib” yang bisa kita kontrol, yaitu :


- sikap kita
- kebiasaan kita
- keyakinan kita
- semangat kita
- fokus kita
- tujuan kita
- strategi kita
- cara berpikir kita
- cara berbicara
- cara bertindak
- bahan bacaan kita
- siapa kawan kita
- pendidikan kita
- siapa guru kita
- resolusi kita
- hobby kita
- dll





banyak juga ya daftar “nasib” yang sebenarnya bisa kita kontrol. kemudian saya jadi sadar dan memahami, sebenarnya saya selama sering mencampur adukkan antara “nasib yang sudah default” adanya dengan “nasib” yang bisa kita kontrol atau “nasib yang bisa kita setting ulang” sehingga saya merasa tidak berdaya dan hanya berpikir menyalahkan takdir yang menimpa saya secara absolut, yang tidak pernah saya bisa merubah apapun... dan sedikitpun saya tak berpikir bahwa nasib itu ada yang bisa kontrol, bisa “di setting” oleh kita sendiri... bisa “dioptimasi” menjadi lebih baik...

dalam buku “finacial revolution” saya seperti dibukakan “jalan berpikir” yang benar tentang nasib...

sekarang adalah hubungannya dengan tanggungjawab. bila kita ingin hidup kita jadi lebih baik, kita harus berani memancangkan niat dan tekad untuk memikul tanggungjawab merubah apapun “nasib” yang ada di dalam kontrol kita supaya menjadi lebih baik. kita harus men-setting ulang nasib, meng-optimasi-nya agar bisa jadi winner di halaman satu google...he....he... jadi ngelatur ke ilmu per-seo-an.... wkwkwk... ufts....supaya jangan stress saja.... kita bawa ketawa dulu.

dengan bertanggungjawab terhadap nasib yang bisa kita kontrol tersebut, sebagai misal apabila saat ini usaha yang sedang kita jalankan bangkrut atau mengalami berbagai tantangan sulit... tidak serta merta menyalahkan orang lain atau menganggapnya sebagai “takdir”... tapi, kita bisa me-revarasi-nya menjadi lebih baik, lebih bermakna... setelah evaluasi kita jadi tahu kurangnya, salahnya dimana yang jadi penyebab kebangkrutan dan berani untuk memperbaikinya.
FINANCIAL REVOLUTION
1# semua orang bisa kaya
“semua orang bisa melakukan sesuatu yang positip dengan ketekunan dan dengan menciptakan nilai tambah, sedemikian sehingga berpeluang besar untuk mengumpulkan kekayaan dalam jumlah besar”

2# ide bisnis yang bisa membuat kita jadi kaya
“hanya diperlukan satu ide untuk hidup seperti raja dan ratu sepanjang akhir hidup kita. saya sendiri memiliki keyakinan : apapun yang kita lihat bisa membuat seseorang lebih kaya”

3# open minded dan modal bertahan hidup
“untuk dapat bertahan hidup saja diperlukan upaya keras untuk selalu belajar dan memiliki pikiran terbuka (open minded) apalagi untuk kaya raya dan berjaya, untuk itu kita dituntut untuk terus belajar dan membuka pikiran terhadap apa yang terjadi di dunia”

4# 3 prinsip peternakan uang
“ada tiga prinsip untuk membangun peternakan uang, yaitu menunda kesenangan  alokasi aset dan alokasi kesenangan”

5# jangan menyalahkan orang lain

“ketika orang menyalahkan orang lain mengenai nasibnya yang kurang baik, orang tersebut sesungguhnya sudah meletakkan nasibnya di luar kontrolnya. dengan menyalahkan orang lain, sebenarnya ia sedang memperlemah dirinya sendiri”

6# nasib baik


“nasib baik adalah pertemuan antara kesiapan dan kesempatan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar